Buah Tangan Say Chou dalam Puisi
Pasrah
Angin tak lelah berhembus seakan mencoba menyampaikan salam dari Sang Penguasa
Sedangkan nurani ramai berdialog dengan nafsu insani
berhimpun bagai simfoni pedas penghias insomnia ria
Mereka berdebat dan berdialog seperti tak tahu diri
Lambat laun mereka pun Berevolusi dalam renungan hakikat sejati menggapai asa
Hati yang perih terpasung dalam guratan memori memori kekal
seakan berbisik lirih dalam diam tanpa ekspresi moral
Tak terasa rintihan tangis pecah membahana
Kekalnya hati teriris dengan sayatan perih suasana
Hingga Kini buliran buliran mata air hati itu pun tersenyum merekah
seakan menjadi saksi bahwa tak ada kata yang indah selain PASRAH..
Singosari 1 maret 2017

Keringat Tak Bersumber
Subuh mengerang lembut terarah
Bermandikan fajar menjemput asa
Kafilah demi kafilah berpacu sandiwara
Saling merantai demi nilai ibadah
Banyak keluputan dalam prasangka
Namun sedikit dzikir dalam duha
Bagai boneka mereka bodoh tak memahami
Tanpa tuhan mereka menyiksa diri
Singosari 3 maret 2017