banner 728x250

banner 728x250

Iklan DPRD Makassar

banner 728x250

banner 728x250

Laju Inflasi Bulukumba Terendah di Sulsel

Terendah Keempat Nasional

Tim TPID melakukan pemantauan di pasar sentral Bulukumba

BULUKUMBA – Akhir tahun 2107, laju inflasi Bulukumba menempati posisi terendah di Sulawesi Selatan sebesar 0,30 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 136,3. Bulukumba sendiri, termasuk daerah ke 4 dengan inflasi terendah secara nasional di bawah Kota Sorong, Lampung dan Manokwari.

Hal ini berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Selatan yang merilis angka inflasi Provinsi Sulawesi Selatan per Desember 2017. Menurut Kepala BPS Sulsel Nursam Salam dalam press rilisnya, Selasa (2/1/2018), Desember 2017 Sulsel mengalami inflasi dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 131,29.

“Dari 5 kota IHK di Sulsel, semua kota tercatat mengalami inflasi dengan lnflasi tertinggi di Parepare sebesar 1,11 persen dengan IHK 126,28. Kemudian dari kenaikan inflasi sebesar 1,04 persen, ikan bandeng menyumbang angka inflasi sebesar 0,1439,” kata Nursam Salam.

Nursam merinci, inflasi Sulsel di angka 1,04 persen tersebut berada di atas nasional sebesar 0,71 persen, meski Sulsel pernah mengalami deflasi pada September lalu. Inflasi di Sulsel pada Desember 2017, lanjut Nursam disebabkan oleh naiknya harga pada semua kelompok pengeluaran yang ditunjukkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 2,59 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0.17 persen.

Menanggapi kondisi tersebut, Wakil Bupati Bulukumba Tomy Satria Yulianto mengatakan jika hal tersebut merupakan satu capaian yang sangat baik, ketika kita mampu mengendalikan laju inflasi. Bupati Bulukumba, lanjut Tomy setiap saat mengingatkan kepada Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) agar serius melakukan pengawasan pada harga harga komoditas untuk tidak di atas HET.

“Kita patut berterima kasih kepada petani yang telah menyiapkan komoditas yang tidak membuat harga melonjak mulai dari petani sawah yang membuat harga beras tetap normal, petani cabe, nelayan dan lain-lain, termasuk pedagang dan distributor yang tidak melakukan penimbunan barang,” ungkap Tomy Satria Yulianto

Lebih lanjut, pihaknya juga mengapreasiasi kerja dan kordinasi dari pihak kepolisian, TNI, Bulog dan stakeholder lainnya, yang dinilai sudah berjalan dengan baik.

Sementara itu Asisten Administrasi Pembangunan dan Kesra Djunaidi Abdillah mengatakan, bahwa jelang perayaan Natal dan Tahun baru kemarin, pihak TPID aktif turun ke lapangan untuk melakukan pengawasan dalam mengantisipasi harga kebutuhan pokok melonjak naik. Mereka kerjasama dengan pihak Bulog dan kepolisian sebagai Satgas Pangan.

Iklan DPRD Parepare