Lidik Pro Parepare Tampung Warga Korban Gempa dan Tsunami Palu,Sigi dan Donggala
Parepare, Suaralidik.com – Gempa dan tsunami yang terjadi di Palu-Donggala menyisahkan trauma yang mendalam bagi warga yang sempat selamat. Begitu pula yang dirasakan beberapa warga Parepare yang selamat dan berhasil di evakuasi kembali ke Parepare. Mereka kemudian ditampung di sekretariat Lidik Pro Kota Parepare. 05/10/2018.
Sebanyak 12 orang warga Parepare korban gempa dan tsunami Palu-Donggala yang dievakuasi dari Palu ke Makassar kemudian di evakuasi ke Parepare. Diantaranya Alimuddin M (45), Ratna Tamar (37), Erika Damayanti (18), Moh. Yusuf Ardiyansyah (13), Sitti Salwa Safirah (8), Aqila Maulidia (6), Nur Alam (51), Anto Tamar (35), Suharti (31), Hasyim (14), Nuraisila (7), Naura Nadifa (4).
Kondisi mereka masih dalam trauma yang mendalam dan tampak raut kesedihan diwajah mereka. Bagaimana tidak, apa yang mereka alami betul betul kejadian yang luar biasa selama hidupny mereka. Gempa dan tsunami mempora porandakan semua yang dimiliki di Palu. Harta benda hancur, sanak saudara hilang, bahkan nyawa pun hilang.
“Saya trauma pak, apa yang saya alami disana sungguh menyedihkan. Kayak kiamat rasanya”, kata Alimuddin. “Bingung mau kemana. Kita turun takut tsunami, sementara kalau kita naik ke gunung, tanah juga bergerak turun naik mirip gelombang air, rumah rumah tersedot kedalam seperti ada yang menariknya”, lanjut Alimuddin.
Sementara Nuraisila mengatakan bahwa saat gempa terjadi, bocah ini terus memegang tangan ibunya yang terjatuh di patahan tanah. Sambil menangis ia terus memegang tangan ibunya hingga kuasa Allah Subhabahu Wata’ala memberinya kekuatan untuk dapat menarik ibunya yang hampir masuk ke dalam tanah.
“Situasi mencekam pak karena pada saat itu listrik mati. Keadaan gelap gulita. Hanya jeritan manusia yang terdengar bersahutan bersama suara gesekan tanah”, kata Anto. “Dalam hati saya terus berdoa semoga diselamatkan dari kiamat ini. Sungguh sangat menakutkan saat itu”, lanjut Anto.
Selain itu, dari keterangan mereka juga diketahui bahwa apa yang kita lihat di medsos bahwa jalanan aspal patah dan bergelombang hampir setinggi atap rumah adalah benar adanya karena mereka sendiri yang melihatnya. Kebetulan mereka tinggal di perumnas Balaroa dimana ditempat itulah yang mengalami gempat yang dasyat. Tanah bergerak sendirinya, jalanan bergelombang hingga setinggi atap rumah dan rumah rumah seakan hilang ditelan bumi.
Saat ini, mereka ditampung di Sekretariat Lidik Pro Kota Parepare. Bagi warga Parepare dan sekitarnya yang ingin bersilaturahmi ataupun ingin memberikan bantuan bisa berkunjung ke sekretariat Lidik Pro Parepare atau CP Pak Ismail Waru (085242216334), Risal (081342188328). (ISWA/RIS)