Masihkah Phinisi Nusantara Hatimu Tanah Beru ?
dari jauh samar kudengar suara gergaji dan pahat
memotong dan melobangi kayu lunas perahu phinisi
lalu berangsur-angsur meredup dalam sejarah mantra
masihkah ada suara gaduh bantilang
ketika para panrita menyusun papan menjadi lambung Perahu Lambo
dan suara gumam sanro pammaca di tiang palajareng phinisi?
masihkah phinisi diberangkatkan ke andalas, borneo, jaha, ambong dan papua?
masihkah phinisi dilayarkan ke eropa, australia dan amerika?
ataukah semua kisah kelelakian telah karam di lautan vancouver kanada
dan lenyap dalam 72 juta hari dan selamanya dalam sejarah
yang jaraknya 11. 000 mill dari tanahnya
masihkah tanah beru menjadi kota rindu para pasombala,
tempat kembali sebagai rumah air mata?
masihkah kaluku bodo menjadi tempat berlabuh musim barat,
tempat menambat cinta sebelum berlayar kembali?
masihkah lelaki berjiwa laut lahir di sana,
lelaki yang tak gentar bertemu badai?
masihkah sanggupkah tau bira menjadi nahkoda?
masihkah tau ara bisa membengkokkan kayu lurus?
setelah phinisi nusantara dan phinisi ammanaggappa
masih adakah phinisi yang tangguh membelah samudra?
tanah beru, masihkah kau tanah panrita lopi?
sementara ragu di jiwaku menggumpal
sebab phinisimu tak lagi dikenal dengan sejarahnya
dan di sudut-sudut kotamu
aku lihat patung-patung phinisi telah berlumut pudar warna
patah tiang dan sobek lambungnya
phinisi
kau dibanggakan dunia
sebagai salah satu penemuan terbesar umat manusia
dan kau hanya menjadi cenderamata dalam etalase yang tak dapat disentuh pemiliknya sendiri
di sisi ini, aku berduka atasnya!
tanah beru
masihkah phinisi tumbuh di tanahmu bagai jamur
atau generasi panritamu telah enggan meneteskan peluh menghitung ruas papan
dan menyibukkan diri bersolek di mall-mall dan
menyanyikan lagu sumbang penyanyi telanjang dari jakarta
tanah beru
masikah lure dan juku’ tembang dijemur di pesisirmu?
ataukah generasi panritamu telah jijik dan larut dalam spageti, pizza dan ayam kentucky
masihkah kau lelaki laut
besar di atas ombak
dan lihai bermain angin?
masihkah phinisi nusantara hatimu tanah beru?
sementara anak yang lahir di tanahmu
tak tahu arah menuju pesisirmu
Makassar, 19 November 2010