banner pemkot makassar 2024
iklan PDAM Pemkot Makassar

PDAM Bulukumba Dikecam, Dinilai Seenaknya Cabut Meteran Air

waktu baca 2 menit
Photo : Warga Bukit Tinggi Keluhkab Aksi sepihak PDAN yang mencabut Kilometer air

BULUKUKUMBA, Suaralidik.Com —Sejumlah masyarakat Desa Bukit Tinggi, Kecamatan Gantarang, Bulukumba, memprotes terhadap pencabutan kilometer air PDAM yang dilakukan secara sepihak oleh perusahaan. Padahal, sejak pemasangan kilometer, air tidak kunjung mengalir.

Salah seorang warga atas nama MUHAMMAD mengungkapkan, seharusnya sebelum pencabutan kilometer air, pihak PDAM lebih awal menyampaikan ke masyarakat yang memiliki tunggakan tagihan rekening air, bukan main langsung melakukan pencabutan yang secara menyeluruh. “Harusnya ada penyampaian ke desa. Jadi, kepala desa bisa sampaikan ke warganya. Ini tidak ada sama sekali,” ujar MUHAMMAD kemarin.

Menurut dia, sejak ada pemasangan kilometer, air tidak pernah mengalir ke pelanggan. Sementara pegawai perusahaan PDAM setiap bulan datang menagih pembayaran. Namun, warga tetap menolak lantaran tidak menggunakan air. Surat yang disedorkan oleh perusahaan untuk ditanda tangani oleh masyarakat juga ditolak. “Kami dipaksa untuk tanda tangan. Cuman kami tidak mau, karena kan tidak jelas apa isinya,” katanya.

Kepala Desa Bukit Tinggi, Syafruddin, mengatakan, bahwa seharusnya PDAM lebih awal menyampaikan ke aparat desa maupun dusun terhadap rencana pencabutan kilometer air diwilayahnya. Bukan, kata dia, langsung secara sepihak turun mengambil kilometer ke rumah masyarakat. “Kalau ada penyampaian, kan bisa aparat mendampingi kebawah. Biar aparat memberikan penjelasan kepada warganya supaya jelas,” jelas Syafruddin.

Sementara itu, Direktur PDAM Bulukumba, Haji Muh Nur, mengaku, pihaknya belum mengetahui adanya pencabutan kilometer air dibawah. Namun, dia berjanji segera mencari tahu keanggota tentang penyebab pencabutan ini. Sebab, PDAM bukan mencari keuntungan hanya menjadi pelayan masyarakat. Bahkan, dalam system PDAM ada disebut subsidi silang dari pemerintah. “Ini ada apa?. Kami harus cari tahu dulu. Kami harus mendengar kedua belah pihak,”katanya.(***iswanto)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

perhapmi
perhapmi