banner pemkot makassar 2024
iklan PDAM Pemkot Makassar

Pedagang Buah Asal Bulukumba ini Merasa Ditipu Oknum TNI Denpom Palu Hingga Ratusan Juta Rupiah

waktu baca 4 menit
Photo korban bernama Syarifuddin saat berada di Media Center Suara Lidik, Jln Cendana , Kota Bulukumba

Bulukumba,suaralidik.com – Salah satu pedagang buah asal kabupaten Bulukumba bernama Syarifuddin (41) alias Syarif salah satu warga kelurahan Jawi-jawi, Kecamatan Bulukumpa merasa ditipu oleh salah satu oknum Detasemen Polisi Militer (Denpom) XII/2 kota Palu.

Pasalnya, Syarif yang kesehariannya bekerja sebagai penjual buah lintas kabupaten ini gagal memiliki sebuah mobil lantaran uang miliknya yang sudah ditransfert ke rekening atas nama  Nasaruddin Jabbar untuk membeli sebuah mobil ternyata tidak sesuai harapan.

Hal ini diceritakan langsung oleh Syarif sebagai korban penipuan di media center suaralidik.com jln cendana kota Bulukumba pada hari Kamis (24/04/2018) lalu.

Syarifuddin  mengaku jika dirinya kena tipu hingga ratusan juta rupiah oleh oknum anggota TNI Denpom kota palu bernama Nasaruddin Jabbar yang tak lain adalah Kakak ipar dari adik kandungnya sendiri.

“saya kena tipu dengan kakak Ipar adik saya pak, Ia salah satu anggota TNI Denpom yang terletak di Jln Sultan Hasanuddin Kota Palu, Ia suami dari adik kandung saya” sebut Syarifuddin selaku korban di Media Center Suara lidik.

Penipuan ini terjadi berawal dari adik kandung Syarifuddin yang membeli sebuah mobil dari kakak Iparnya bernama Nasaruddin Jabbar  itu. Melihat ini, Korban pun berniat memesan satu unit mobil kepada Nasaruddin Jabbar melalui adik kandungnya tersebut.

Seminggu kemudian, Korban terima telpon dari Nasaruddin Jabbar dan menawarkan mobil Avanza G berwarna putih senilai Rp 50.000.000 dengan persyaratan harus transfer uang  terlebih dahulu.

Mengikuti persyaratan yang ditawarkan korban pun tranfert uang sebesar 50 juta Rupiah ke kerekening Nasaruddin melalui Bank BRI Kalumpang.

Seminggu kemudian, Syarif menunggu mobil sesuai dengan apa yang dijanjikan pelaku namun tak kunjung datang, karena merasa sangat kecewa, dirinya pun kembali menghubungi Nasaruddin dan meminta uangnya agar dikembalikan saja.

“Saya mulai kecewa waktu itu, jadi saya meminta uang saya itu dikembalikan saja tetapi Ia mengatakan kalau tidak bisa dikembalikan karena sudah terlanjur dicarikan mobil murah yang lengkap dengan kondisi yang bagus, jadi saya disuruhnya menunggu lagi” lanjut Syarif.

Setelah menunggu sekian lama dan memasuki tahun 2018, Syarif kembali menagih janji Nasaruddin dan mendesak agar uang yang sudah ditransfertnya itu dikembalikan saja namun ditawari sebuah mobil kijang Innova dengan nomor polisi DP 1073 CM seharga Rp 1.25000.000. melalui telpon Syarif diminta untuk tambah uang senilai Rp 75.000.000.

Merasa sudah terlanjur berniat beli mobil, Syarif pun menawar harga mobil tersebut hingga Rp 115.000.000 kemudian kembali  menambah dananya melalui rekening sesuai kesepakatannya dengan Nasaruddin.

“terlanjurmi, karena sudah saya transfert 50 juta rupiah jadi sisa ditambahkan saja, apalagi ini type Innova. Waktu itu saya tawar harganya dan Kami pun sepakat jadi saya langsung tranfertkan lagi uang sebesar Rp. 64.500.000 melalui bank BRI” lanjut Syarif.

Begitu mobil tiba di Bulukumba tanpa BPKB, Syarif pun kembali terima telpon dari Nasarudin, Ia meminta dana sebesar Rp.10.000.000 .

Beberapa hari memakai mobil tersebut tanpa BPKB, Syarif pun mulai khawatir jika mobil yang dibelinya itu merupakan mobil bodong. Ia pun meminta dan mendesak kepada Nasaruddin agar membawa BPKB mobil tersebut.

Melalui telpon selulernya Nasaruddin meminta agar mobil itu diserahkan ke Mambo (orang suruhan Nasaruddin) untuk dilakukan cek fisik,rangka dan nomor mesin di kota Parepare dan sejak itu mobil kijang Innova tersebut tidak pernah kembali lagi sampai saat ini.

“saya datang ke Media Center Suara Lidik ini pak, agar masyarakat lebih waspada lagi dalam bertransaksi guna menghibdari penipuan seperti yang saya alami” tutup Syarif

Sementara itu, Lembaga Investigasi Mendidik Pro Rakyat Nusantara (LIDIK PRO) yang menjadi pendamping dalam kasus penipuan yang dialami Syarif, pernah berkunjung langsung ke Denpom kota palu untuk melakukan klarifikasi dan verifikasi kemudian meminta pertanggung jawaban Nasaruddin Jabbar.

Setiba di Denpon Kota Palu, Personil Tim Investigasi Lidik Pro bersama tim media suaralidik.com justru mendapatkan informasi tambahan jika Nasaruddin jabbar bahkan pernah melakukan penipuan kepada salah satu anak yatim yang tak lain adalah penjaga mesjid kantor Denpom di kota Palu.

Ketua Investigasi Lidik Pro se-Indonesia , Harianto Syam kepada media mengemukakan jika ini sudah masuk dalam kasus penipuan, sesuai dengan penjelesan Syarif sebagai korban dan apa yang sudah ditemukan Tim Investigasi di lapangan bersama personil “Blackdown” Lidik Pro lainnya.

Sementara itu, Nasaruddin Jabbar yang ditemui media waktu itu juga mengaku jika benar dirinya telah menguruskan sebuah mobil untuk Syarif  .(***Farwansyah)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

perhapmi
perhapmi