Basa-basi Ridwan Puisi Kavya Atmaranti
Aku dihadapakan pada dua gerbang besar
Berisi orang-orangan Tuhan
Berisi binatang-binatang
Berisi nikmat atau tikaman
Malaikat-malaikat Tuhan menuntun semua insan
Ada ketegangan sebab dosa besar
Ada senyum lebar pahala meliar
Sedang aku…
Memilih berbasa basi dengan Ridwan
Basa-basi Ridwan
Kavya Atmiranti
– Mari bicara padaku. Aku punya putri, bisakah kau bawa dia ke SurganNya nanti?
_ Jangan khwatirkan putrimu, lihat saja dirimu.
– Maksudku, aku meminta padamu. Tolong kasihanilah putriku.
_ Hai, kau Karman sudah kukatakan kasihanilah dirimu sendiri. Kau bahkan tak tahu akan masuk gerbang yang mana nanti.
– Aku mengerti. Tapi, biarlah aku menghitam terbakar api Jahannam asal purtiku menikmati susu di Surga dengan terlelap tenang.
_ Ah, sudahlah biar nanti Tuhan yang memutuskan putrimu kemana sebab putrimu yang gemar mengibarkan mahkotanya yang pirang
– Tolong, rayulah Tuhan agar mengampuni dosanya. Biar aku saja yang hangus memakan belatung neraka asalkan putriku bahagia
_ Baiklah!
Selanjutnya tak ada lagi percakapan
Yang ada hanya teriakan
Yang ada hanya penyesalan
Keluar berterbangan dari insan-insan yang bernasib sial
Lalu aku, dengan wajah merona terbayang
Pikir selalu mengikhlaskan
Sebab dia adalah putri kusayang
Biar dosanya aku yang bayar
Kakiku perlahan memasuki gerbang Jahannam
Merah menyala tanda neraka membakar
aku menangis kebahagiaan
Lantaran semoga putriku tak pernah terbakar
Jeritan tak henti
Tangisan menjadi
Kulit saling menguliti
Daging pergi dan kembali lagi
Kutemukan putriku terpojok sendiri
Ah, ternyata dosa harus tertanggung sendiri
Maaf kan Bapak sayang
Kaupun harus mandiri dalam api
Kavya Atmaranti