Sajak :Rizkha N. Latifah
KASIH DI TENGAH RUAP BIRU
Senja nyata kala itu
Dua angsa berlarian di atas buih
Berseberang kawannya menari di langit putih
Menyapa jumpa penuh kasih
Sedikit tahu telah hiasi hiruk kota
Memadu pekik tinggalkan pelik
Area padat bersatu pikuk
Mengadu raga rasa lekuk
Melepas laut temukan kasih
Palung Laut saksi bisu atas ruap
Sarap-sarap jejak riuh prajurit kota
Seiringnya di tengah kota
Senja nyata saling menggandeng
Memandang kagum kekuatan kisah
Sejoli Angsa laut malu-malu berjalan di ruak air
Dihantarkan setiap belahan sanak Angsa
Sejoli belahan sanak berharu biru
Ikhlaskan ruap berhias di buih biru
Jelas ternoda tersingkap kasih tak bersih
Tergambar bening penuh palsu
Menertawai sesama prajurit
Mereka masih mengema buang sarap
Sarap yang tiada bisa diurai
Menodai kasih sejoli angsa biru kala itu
Embun Penantian
Karam labuh kalbu berbisik pilu
Mengajak usik suara kalbu kerabat
Khizb telah berlalu
Suara benalu teramat memalu
Kali ini seorang gadis tua terungkap
Bisikan kalbu menguap hebat
Tetesan demi tetesan
Membentuk butiran embun di suraunya
Slalu mentari tak menanti
Merdu pipit keci menaril pada candela surau
Temani gadis tua itu bersedu
Kali ini bukan lagi sahabat, kerabat
Tapi walidain mengusik
Pucuk daun melayu berhias embun
Usia produktif telah terlewat
Setiap insan tatap dengan layat
Setiap hari ketika surya tersenyum menyapa
Surau wahana kalbu slalu parau
Menarik pelan alunan embun
Menyirat arti penuh makna
“Sebentar lagi!”
Tuhan tak sejahat itu
Ada waktu menanti dengan hati
Agar tahu betapa hidup penuh arti
Tiada penantian pangeran suarga
Tapi kisah mati jadi titian
Embun Blitar Pagi,2017